MARTIR CAHAYA DARI KOREA
Pada awal abad ke-19, agama Katolik mulai berkembang di Korea, meskipun pemerintah setempat sangat menentang ajaran ini. Banyak orang yang memeluk agama Katolik di Korea pada waktu itu berasal dari kalangan bangsawan dan orang kaya, yang mempengaruhi penyebaran agama tersebut di negara itu. Namun, pada saat yang sama, gereja Katolik dianggap sebagai ancaman terhadap kekuasaan dinasti Joseon yang berkuasa di Korea, yang berlandaskan ajaran Konfusianisme.
๐ LAHIR DARI KELUARGA BANGSAWAN (YANGBAN)
Santo Andreas Kim Tae-gon (๊น๋๊ฑด ์๋๋ ์) lahir pada 21 Agustus 1821 di Dangjin, Korea Selatan, dari keluarga bangsawan (yangban) yang kemudian memeluk iman Katolik. Ayahnya, Ignatius Kim, juga menjadi martir karena keyakinannya.
๐ Pendidikan dan Penahbisan
Pada usia muda, Andreas dikirim ke Makau untuk belajar di seminari, menempuh perjalanan panjang dan penuh risiko demi panggilan imamat. Setelah enam tahun pendidikan, ia ditahbiskan sebagai imam di Shanghai pada tahun 1844โmenjadikannya imam Katolik Korea pertama dalam sejarah.
๐๏ธ Pelayanan dan Pengabdian
Setelah ditahbiskan, Andreas kembali ke tanah airnya secara diam-diam. Ia melayani umat Katolik yang hidup dalam persembunyian, menyebarkan Injil, dan memperkuat iman mereka di tengah penindasan. Ia juga membantu para misionaris asing masuk ke Korea secara rahasia, sebuah tindakan yang dianggap pengkhianatan oleh pemerintah.
โ๏ธ Penganiayaan dan Martir
Pada tahun 1846, penganiayaan terhadap umat Katolik semakin intensif., dalam usia 25 tahun, Andreas ditangkap oleh otoritas Joseon, pihak berwenang karena ajarannya yang dianggap bertentangan dengan ajaran negara. Meskipun pemerintah berusaha menekan Gereja Katolik, Kim Tae-gon tetap teguh dalam imannya. Ia disiksa dan akhirnya dihukum pancung di Seoul. Kata-kata terakhirnya begitu menggugah:
โIni adalah waktu terakhir dari hidupku, dengarkan aku baik-baik: bila aku pernah berkomunikasi dengan orang asing, maka hal ini terjadi untuk agama dan Tuhan-ku. Adalah untuk-Nya aku ini mati. Kehidupan abadiku baru mulai. Jadilah orang Kristiani bila engkau berharap untuk bahagia setelah meninggal dunia, karena Tuhan memiliki hukuman abadi bagi mereka yang menolak untuk mengenal-Nya.โ
Pada 16 September 1846, Andreas Kim Tae-gon akhirnya dieksekusi mati dengan cara dipenggal. Sebelum kematiannya, ia menunjukkan keteguhan iman yang luar biasa dan tidak pernah menyangkal keyakinannya. Ia menjadi simbol keberanian dan pengorbanan bagi umat Katolik di Korea.
๐ Kanonisasi dan Warisan
Andreas Kim Tae-gon diangkat sebagai santo oleh Gereja Katolik pada 6 Mei 1984, Paus Yohanes Paulus II, mengkanonisasi Andreas Kim Tae-gon bersama 102 martir Korea lainnya, termasuk Santo Paulus Chong Hasang. Tanggal perayaan hari rayanya adalah 20 September, yang merupakan hari kematiannya. Santo Andreas Kim Tae-gon menjadi santo pelindung Korea, dan perayaan ini sangat penting bagi umat Katolik di negara tersebut. Santo Andreas Kim Tae-gon dihormati sebagai pelindung para rohaniwan Korea dan simbol keberanian iman di tengah penindasan.
Santo Andreas Kim Tae-gon, Santo Pelindung Paroki Puspa Gading
Cerita hidupnya menunjukkan betapa pentingnya keberanian dalam mempertahankan keyakinan, dan ia dihormati sebagai pahlawan iman yang memberikan teladan bagi umat Katolik sepanjang zaman. Kiranya kisah hidup Santo Andreas Kim Tae-gon di atas, menjadi inspirasi hidup bagi dunia dan khususnya umat Paroki Puspa Gading, Gereja St. Andreas Kim Tae-gon, yang telah memilihnya menjadi Santo Pelindung Paroki. Santo Andreas Kim Tae-gon, doakanlah kami.
Sumber: id.wikipedia.org; katakombe.org